Surat Menyurat di Nusantara: Dari Daun Lontar Hingga Pos Modern

sejarah kurir zaman dahulu

Bayangin aja zaman dulu, sebelum ada WhatsApp atau email, orang-orang udah punya cara buat ngirim pesan penting, lho! Tapi, tentu aja caranya beda banget sama sekarang. Dulu, surat itu bukan cuma sekedar kertas, tapi juga simbol status dan kekuasaan.

Coba deh, inget-inget pelajaran sejarah. Nulis surat itu bukan sembarang orang bisa. Dulu, yang bisa nulis dan baca biasanya cuma orang-orang pintar atau pejabat tinggi. Mereka yang paham kitab suci dan punya ilmu tulis-menulis. Nah, karena kemampuan ini langka, para penguasa jadi sangat menghargai mereka yang bisa nulis. Soalnya, mereka butuh orang-orang ini untuk ngurusin banyak hal, mulai dari ngitung pajak, bikin pengumuman, sampai ngirim pesan ke raja-raja lain.

Awalnya, surat ditulis di daun lontar atau kulit binatang. Bahan-bahan ini emang gampang rusak, tapi ya mau gimana lagi, kan belum ada kertas. Makanya, surat-surat tua zaman dulu itu susah banget ditemukan.

Nah, seiring berjalannya waktu, muncul profesi baru yang keren banget: pengantar surat! 

Dulu, pengantar surat disebut caraka. Mereka ini kayak kurir zaman now, tapi tugasnya jauh lebih berat. Mereka harus bisa ngirim pesan penting dengan selamat, meskipun harus menempuh jarak yang jauh dan melewati berbagai rintangan.

Ada cerita menarik nih tentang caraka. Salah satunya adalah kisah Hanacaraka. Ini adalah cerita tentang seorang caraka yang sangat berani dan setia. Kisahnya jadi inspirasi buat orang Jawa dalam menciptakan huruf Jawa, lho!

Tapi, meskipun profesi pengantar surat udah ada, belum ada sistem pos yang resmi. Jadi, pengiriman surat masih dilakukan secara manual dan belum ada lembaga khusus yang mengurusnya. Baru pas orang-orang Eropa datang ke Indonesia, mereka ngenalin sistem pos modern yang lebih teratur.

Jadi, bisa disimpulin nih, sejarah surat menyurat di Indonesia itu panjang dan menarik banget. Dari yang awalnya cuma ditulis di daun lontar dan dikirim sama caraka, sekarang kita bisa dengan mudah ngirim pesan lewat gadget. Tapi, jangan lupa ya, sejarah mengajarkan kita tentang pentingnya komunikasi dan menghargai jasa orang-orang yang membantu kita berkomunikasi.

Gimana, seru kan bahas sejarah surat menyurat? Kalo kamu punya cerita menarik tentang surat-menyurat, share yuk di kolom komentar!

#sejarahindonesia #suratmenyurat #daunlontar #caraka #pos

Posting Komentar untuk "Surat Menyurat di Nusantara: Dari Daun Lontar Hingga Pos Modern"